Kadang kalau saya mendatangi teman atau Orang yang lebih tua untuk dijelaskan mengenai Asuransi, mereka pasti berkilah bahwa masyarakat Indonesia masih belum paham dan belum aware tentang Asuransi. Dan mengatakan kalau kondisi di sini beda dengan di luar negeri.
So what gitu?
Tugas Agen kan memang menginformasikan. Supaya masyarakat kita ‘ngeh’ dan gak cupu2 amat tentang asuransi.
Tapi kemudian saya berpikir.
Apakah iya, masyarakat kita masih bodoh dan terbelakang dibandingkan negara maju sehingga untuk urusan Asuransi saja tidak bisa nangkep?
Ataukah pura-pura Tuli? Kalau begini, udah angkat tangan deh.
Ngenes amat ya? Katanya kita Negara berkembang, tapi masyaratnya masih berpikiran kolot. Beda dengan di luar negeri. Contohnya Singapura. 1 orang bisa memiliki banyak polis untuk mengcover kehidupannya. Bahkan ada negara yang mewajibkan setiap orang memiliki asuransi. Tapi kalau di Indonesia? Malah orang anti asuransi.
Apa yang membedakan kita dengan orang luar? Sama-sama punya mata, punya hidung, punya mulut, punya telinga, punya otak, punya tubuh. Tapi kenapa pemikiran mereka bisa lebih maju dan jauh beberapa langkah ke depan? Kita sama-sama manusia. Yang diberi akal pikiran yang sama oleh Tuhan. Tidak dibeda-bedakan. Hanya warna kulit dan makanan saja yang beda.
Apa karena faktor pendidikan? Apakah karena kurangnya edukasi pada masyarakat kita tentang pentingnya Asuransi?
Kalau faktor edukasi, makanya ada Agent asuransi. Tugasnya mengedukasi. Memberikan informasi. Tapi kalau setiap kali didekati sudah langsung menghindar seperti melihat penyakit kulit atau diremehkan, bagaimana mau mengedukasi?
Cap-nya negatiiiiiffff terus. Heran deh.
Atau jangan-jangan selain faktor edukasi, karena orang Indonesia banyak yang berpikiran sempit?
Ckckckckck….
Kapan masyarakat kita bisa lebih maju dan berpikiran cerdas ya? Mau sampai kapan dibodohi? Jaman udah canggih masih juga berpikiran kolot.
Tanya kenapa?
4 komentar:
Bangsa kita termasuk bangsa yg 'baru' tau apa itu pendidikan, serta terbiasa memperoleh kekayaan dengan cara 'kerja keras' bukan 'kerja cerdas'. Maka dr itu, mereka akan sngt berat melepas kekayaan mereka untuk sesuatu hal yang 'tidak familiar' di pikiran mereka.
-firman.parendra
Makasih pemikirannya. :)
Nah, sesuatu yang tidak familiar, apa akan selamanya menjadi tidak 'familiar'? Apa gunanya ada sistem pendidikan untuk memberikan informasi yang bisa membuat hidup seseorang menjadi baik?
contoh jaman dahulu, masyarakat primitif takut dengan yang namanya api. Tapi setelah diedukasi, akhirnya mereka mengetahui kalau api itu berguna bagi kehidupan mereka.
Jadi intinya, jangan takut mendengar informasi yang baru. Telaah dan cermati, apakah informasi tersebut baik atau tidak bagi kehidupan mereka. Jika tidak baik, tinggalkan. Jika baik, pelajari lagi lebih lanjut agar masyarakat Indonesia menjadi lebih berkembang dan lebih maju.
Jangan sampai kalah sama Orang Luar. Dan mau sampai kapan, negara Indonesia tetap menjadi negara berkembang dan bukannya menjadi negara maju?
Itulah mengapa, masyarakat Indonesia harus terus diedukasi dan diberi informasi. Kalau proses edukasi berhenti, maka berhenti pula lah perkembangan bangsa itu sendiri.
;)
Memang benar kita biasa mdapatkan kekayaan dngan tetesan keringat harus bekerja keras jadi susah rasanya mlrpaskan hasil kerja kita tuk mbayar ansuran msalahnya ansuran pun busnis juga di saat kita di timpap masalah pihak ansuranpun mempersulit keadaan bukan cepat bertindak bnayak alasan di buat ..rasanya ketulusan di perlukan dlm hal kni biar masarakat percaya .
Memang benar kita biasa mdapatkan kekayaan dngan tetesan keringat harus bekerja keras jadi susah rasanya mlrpaskan hasil kerja kita tuk mbayar ansuran msalahnya ansuran pun busnis juga di saat kita di timpap masalah pihak ansuranpun mempersulit keadaan bukan cepat bertindak bnayak alasan di buat ..rasanya ketulusan di perlukan dlm hal kni biar masarakat percaya .
Posting Komentar