Profesi di Dunia ini pasti ada suka duka yang dialami. Bahkan profesi yang banyak diincar yaitu sebagai Artis saja ada suka duka. Sukanya, bisa terkenal dan kalau sudah terkenal bisa punya banyak uang. :D sedangkan dukanya, kemana-mana gak bisa bebas. Mau makan aja, bisa dikomentari yang macam-macam. Penampilan juga sering dinilai ini itu. bahkan kehidupan pribadi sudah terekspos dan menjadi santapan sehari-hari di rubik infotainment.
Apalagi Agent Asuransi. Suka dukanya itu buaannyyaakkk buanget deh.
Suka-nya yaitu : Saat mengantarkan uang claim ke nasabah yang membutuhkan ;)
Saya selalu berharap kalau nasabah saya yang menghubungi bukan untuk claim. Mungkin untuk perubahan alamat, ahli waris dan lain-lain. Karena kalau mau claim, berarti ada musibah yang terjadi. Dan saya berharap jangan sampai ada musibah. Tapi juga namanya hidup, gak ada yang tahu.
Seperti satu kali , nasabah saya telepon. Dia bilang sedang dirawat di Rumah Sakit Jakarta. Jadi saya besoknya langsung datang ke RS tersebut. Nah, saya pun dihinggapi perasaan membumbung yang luar biasa ketika berjalan di koridor RS. Karena selama ini, saya berjalan di Koridor hanya untuk sekedar menjenguk. Sambil membawakan buah-buahan. Yang saya tahu, buah-buahan atau pun sekedar kehadiran saya tidak akan membantu banyak bagi sang pasien. Tapi dengan embel2 saya sebagai Agent Asuransi, saya membawa lebih dari sekedar buah-buahan ataupun ucapan “semoga cepat sembuh” belaka.
Saya datang untuk membantu pasien mengurus claim mereka. Untuk meringankan biaya Rumah Sakit. Dan ternyata yang bikin saya tercengang adalah, nasabah saya itu seminggu sebelum sakit sudah tidak bekerja lagi. Sehingga hanya bisa mengharapkan bantuan dari Prudential.
Bayangkan!
Yang namanya sakit gak ada yang tahu. Kalau dalam kondisi seperti beliau, sudah tidak bekerja, harus bayar Rumah Sakit sendirian, apa hal itu tidak menyulitkan? Bahasa gaulnya, “Nyesek banget deehh… ”
Untung saja beliau aware akan Asuransi. Jadi sedikit banyak bisa terbantu. Dan setelah dokumen lengkap, proses claim tidak butuh waktu lama. Proses sekitar 14 hari kerja, claim sudah langsung masuk ke rekening yang ditunjuk oleh Nasabah.
Dan sekarang, saya bukan hanya datang ke Rumah Sakit untuk menjenguk semata dengan membawa buah-buahan atau kartu ucapan. Tapi saya membawa Uang Claim. Dan itu sungguh menyenangkan bisa membantu orang lain. Karena saya yakin, jika saya membantu Orang, saya pun akan dibantu. Sebuah Siklus yang sudah dirancang sempurna oleh Tuhan. ;)
Kejadian di atas hanya sebagian dari hal menyenangkan sebagai seorang Agent Asuransi. Kalau duka-nya sih, males mau dibahas. Hahahaha…..
Karena kalau ingat, bisa sebal sendiri (lho? Jadi curcol nieh.. ;) ).
Kenapa bisa sebal? Karena dengan profesi sebagai Agent Asuransi, saya bisa mengetahui karakter orang lain. Yang terlihat baik, belum tentu baik. Yang terlihat ceplas ceplos, belum tentu menyakitkan.
Pernah satu kali saya menghubungi salah satu supplier yang dulu pernah bekerja sama di kantor lama. Kami atur janji bertemu. Kemudian pada saat yang ditentukan, kami berbincang ringan. Pada saat pertemuan pertama tersebut, sikapnya masih menyenangkan dan ramah. Saya pun bersikap se-profesional mungkin. Meski saya belum menerangkan mengenai PruLink, tapi saya sudah menyinggung mengenai Rekening Hokky.
Karena terbatasnya waktu, kami pun atur janji bertemu lagi di lain hari. Saya ingat kejadiannya hari Jumat. Siangnya, saya sedang di TA bersama Leader saya untuk bertemu calon client. Kemudian sekitar sore hari, saya confirm ulang kepada supplier saya itu untuk memastikan dimana kami akan bertemu.
Supplier saya sudah menunggu di Plaza Indonesia. Dan saya pun bilang kepada beliau, bahwa saya membawa Leader saya. Karena saya ingin memberikan informasi sejelas mungkin kepada beliau Dan saya rasa leader saya lebih paham mengenai Pru Link. Apalagi supplier tersebut adalah orang yang Anti Asuransi (dari percakapan awal kami di pertemuan yang lalu).
Tapi yang tidak disangka yaitu, supplier itu langsung membatalkan janji temu. Dan saya menangkap kesan marah pada nada bicaranya di telepon karena saya bawa leader saya. Dan beliau pun bilang bahwa dia sudah bawa helm 2, khusus untuk mengantar saya pulang. Kemudian dia mematikan telepon.
LHO? Kok jadi begini?
Niat baik saya tidak dianggap dan si supplier marah. Memang sikap saya salah dimananya?
Saya pun terheran-heran dan cerita kepada Leader. Leader itu pun hanya tersenyum dan berkata bahwa ini lah salah satu lika liku jadi Agent Asuransi. Banyak orang dengan maksud tersembunyi. Tapi bukan berarti, membuat kita menyerah.
Agak bikin shock sih. Karena dulu saya berhubungan dengan beliau bisa dibilang hubungan yang baik dan professional. Tidak ada hal-hal yang ‘menyerempet’ atau apa pun juga. Meski memang, saat pertemuan pertama itu, dia mengatakan dengan terang-terangan kalau dia sebenarnya naksir saya (Halllaahh…). Mendengarnya, saya hanya bisa tersenyum dan menghargai perasaannya itu. Tapi cukup sampai disana saja. Tidak akan pernah ada hal-hal lebih diantara kami. Karena, saya sudah punya pacar dan dia pun sudah menikah dan dikaruniai anak yang baru berusia 6 bulan.
See? Ternyata, karakter orang bisa sangat mencengangkan dibandingkan sikap yang selama ini diperlihatkan.
Saya beneran ilfil sama beliau. Kok bisa ya? Dia berbuat seperti itu, padahal dia baru menikah, dan memiliki anak. Maksudnya apa? Kadang kalau ingat kejadian itu, saya jadi emosi tingkat dewa.
Balik lagi. Saya melakoni profesi sebagai Agent Asuransi TIDAK dengan embel macam-macam. Saya berusaha bersikap professional. Jika mungkin ada di luaran sana Agent ‘Nakal’, jelas sekali dan pastinya jauh-jauh dari diri saya.
Saya cuma mau bantu orang. Cuma mau ketika datang berkunjung ke Rumah Sakit, membawa cek berisi uang. Apa itu salah? Kenapa ada orang yang beranggapan bahwa saya berniat ‘lebih’ dari sekedar menjual polis Asuransi?
Hhhhhh… geram rasanya kalau ada orang yang memperlakukan seperti itu. Dikiranya Agent Asuransi itu gampangan apa? Rasanya pengen nimpuk pake sepatu supaya otak orang itu tidak Hang lagi.
Masih mending orang yang bicara blak-blakan menolak. Tapi mendengarkan sampai habis informasi yang ingin saya sampaikan. Seperti nasabah saya bernama Adit. Dia teman di kampus dulu. Ketika saya prospek, dia mendengarkan dengan baik meski dia bilang sudah hampir 3x diprospek Prudential. Tapi dia tetap mendengarkan. Dan diujungkan menolak. Saya sangat menghargai sikapnya itu. Meski beberapa bulan kemudian, dia sendiri yang menghubungi saya untuk buka Polis setelah keuangannya bisa lebih diatur.
Dengan menjadi Agent Asuransi, saya bisa kenal karakter banyak orang. Ada yang kucing-kucingan gak mau dihubungi dan langsung menghindari, ada juga yang berniat ‘macam-macam’, ada juga yang blak-blakan dan lain sebagainya.
Kadang kalau lagi apes ketemu lelaki yang mau macam-macam, saya cuma bisa mengucap “Astagfirullah hal Adzim.” Dan saya tinggalkan saya orang itu. Saya gak akan pernah mau deh berhubungan dengan orang yang berniat kotor. Buat apa? Saya sih gak akan tahan membayangkan selama 10 tahun tetap berhubungan dengan orang munafik seperti itu. Rugi Bandar . Masih banyak orang diluaran sana yang benar-benar membutuhkan perlindungan. Saya melayani orang-orang seperti itu saja. Orang yang gak beres, mending langsung di’bereskan’ hubungannya. Titik!
Hehehe…
Dan juga, salah satu kelebihannya saya sebagai Agent Asuransi adalah kalau ada orang iseng yang mau kenalan baik di FB, atau dimana pun dan dia tanya pekerjaan saya, saya langsung jawab, “Agent Asuransi.”
Tanpa banyak bicara, orang itu pun langsung berhenti dengan sendirinya. Hahaha… jadi, saya gak perlu nolak, kan? ;) Tapi kalau dia tetap mau mendekati, ya pasti saya prospek dong.
Hohohohoho….
3 komentar:
hahahahha...lucu,polos. i like it dah...
sip! renyah isi tulisannya
Ijin copas pak
Posting Komentar