Kalau ditanya, apa Anda mau terus kerja sampai Kakek Nenek, pasti jawabannya, “Gak Mau!”. Emangnya robot, gak butuh istirahat dan menikmati hari tua?
Tapi gak semua orang bisa menikmati fasilitas yang namanya Pensiun. Kenapa? Karena selain faktor ekonomi ( contohnya orang miskin ) yang kalau gak kerja mau makan apa, juga karena pada masa pensiun seseorang tidak memiliki dana untuk operasional jika tidak bekerja.
Lewati dulu pembahasan orang miskin, karena ya mau dibilang apa? Sampai mati juga mereka harus bekerja.
Tapi beda jika Anda termasuk golongan masyarakat menengah. Yang sudah teredukasi dengan baik dan pastinya memikirkan masa depannya.
Coba dirunut ( bener gak kata-katanya? :D ) alur kehidupan seseorang dari segi ekonomi.
1. Sebelum seseorang muncul di dunia ini, yaitu masih di dalam rahim Ibu, sang jabang bayi sudah menguras banyak uang. Yaitu mulai dari susu sampai vitamin penguat kandungan dll. Yang mana kebutuhan tersebut dipersiapkan oleh Orang Tua dengan suka rela agar calon bayi mereka bisa sehat, pintar, cerdas, kuat dan lain-lain yang bagus-bagus pokoknya. Dan Orang tua rela mengeluarkan berapa pun, agar anak mereka bisa sehat dll.
2. Setelah lahir, banyak sekali kebutuhan sang anak. Mulai dari Susu yang banyak perumpamaan-nya, "gajian cuma buat beli susu " belum lagi kebutuhan sandang dan pangan.
3. Seiring berjalannya waktu, sang anak pun mulai masuk sekolah. Dari TK, SD, SMP, SMA bahkan perguruan Tinggi. WOOOAAAAA………. Gak bisa dihitung deh berapa banyak uang yang dikeluarkan hanya untuk biaya pendidikan. Mulai dari uang sekolah, uang buku, uang seragam, de el el de el el yang bikin setiap tahun ajaran baru, kepala Orang Tua cenat-cenut ( kayak lagu aja :-p ). Belum lagi uang jajan, uang hiburan de el el de el el. Yang kalau di list sepanjang hidup, excel di komputer pun gak akan cukup untuk menghitungnya. :D
4. Setelah selesai pendidikan, anggap saja anak tersebut sudah bekerja. Tapi dengan penghasilan yang masih pas-pasan buat jajan ( kan gak semua anak bisa dapat gaji pertama langsung besar. Kecuali mewarisi kekayaan Ortunya. ). Dan penghasilan anak tersebut lebih banyak dipakai untuk kebutuhan mereka sendiri. Baru kalau ada sisa, kasih sebagian ke Orang Tua.
5. Tak berapa lama, sang anak mulai membangun hubungan dengan lawan jenis dan akan menuju ke jenjang pernikahan. Di sini butuh uang banyak. Hari gini, mana ada biaya pesta pernikahan yang murah? Bahkan kalau mengadakan pesta di rumah, biaya minimal sudah memakan puluhan juta. Belum lagi kalau mau pesta di gedung. Ratusan juga bisa keluar. Dan biasanya, Orang Tua akan mengeluarkan uang lagi untuk membantu pesta Akbar pernikahan sang anak yang diharapkan cuma satu kali seumur hidup. Dan pastinya, mau yang berkesan dong. ;)
6. Setelah menikah, Sang Anak kemudian menjadi keluarga kecil yang harus memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Belum lagi jika memiliki Anak. Siklus yang dulu dialami orang tuanya sekarang dialami oleh sang Anak.
7. Sedangkan Orang tua yang sudah tidak dalam masa produktif lagi, harus terus memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.
Nah, sudah dilihat? Bahkan siklus tersebut akan terus berulang. Muda menjadi tua. Dari yang tidak produktif menjadi produktif dan menjadi tidak produktif lagi.
Pertanyaannya adalah : Kalau orang tua sudah tidak produktif, bagaimana mereka memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari jika tidak memiliki pemasukan?
Jawabannya :
a. Bisa saja dari anak yang memberikan uang per bulan. Tapi, memang cukup? Bukan berarti menjadi tua kebutuhan hidup menjadi semakin sedikit. Malah semakin membengkak ditambah lagi dengan kesehatan yang perlu diperhatikan.
Bahkan jika melihat kenyataan yang ada, dengan mahalnya kebutuhan ekonomi yang ada jaman sekarang, banyak Orang Tua yang berantem dan gak akur sama mantu-mantunya. Kenapa? Ya alasannya karena uang. Apa lagi? :D
b. Jika Orang Tua tersebut memiliki tabungan sendiri atau tabungan Pensiun, jelas mereka tidak akan merepotkan Sang Anak. Meski Sang Anak tetap wajib memberikan bantuan keuangan kepada Orang tuanya. Namun kalau bisa untuk tidak merepotkan, alangkah baiknya? Hubungan dengan anak dan mantu pun tetap harmonis. Dan Orang Tua tersebut bisa santai menikmati hari tuanya. Meski tidak berlimpah, tapi cukup.
Kebanyakan yang terjadi di masyarakat kita, jawaban A lah yang dipakai. Karena belum banyak anak muda yang bersiap-siap menata masa depannya. Mereka terlalu terhanyut dengan kehidupan sekarang yang dijalani. Dan merasa masih ada hari esok dimana mereka bisa mulai menabung untuk masa pensiun.
Padahal, mana ada yang tahu hari esok seperti apa. Dan menunda menabung, hanya akan membuat uang tabungan mereka lebih sedikit. Sedangkan yang namanya kebutuhan hidup, gak ada yang berkurang. Malah akan semakin tinggi ditambah laju inflasi yang tak dapat ditebak.
Kadang kalau saya bertemu teman seumuran, bahkan orang yang lebih tua, kalau saya bertanya :
1. Kapan Anda mau pensiun?
2. Apa yang membuat Anda yakin, bahwa pada usia tersebut Anda bisa pensiun?
3. Jika saya minta Anda pensiun sekarang, apakah bisa?
Kebanyakan hanya bisa menjawab pertanyaan no.1. karena untuk pertanyaan nomor 2, mereka gak yakin bahkan mereka punya uang saat usia pensiun. Dan pastinya, mereka pun tidak bisa pensiun sekarang.
Kalau memang bisa pensiun dini, kenapa juga harus terus bekerja banting tulang menghasilkan uang? Mending uang yang bekerja untuk kita. Betul?
Oleh karena itu lah, mempersiapkan untuk pensiun harus dimulai dari sekarang. Dan produk Pru Link bisa membantu mewujudkan impian pensiun dini Anda. Kenapa? Karena investasinya sudah terbukti menguntungkan ( ulasan saya sebelumnya ). Selain itu, Anda terproteksi.
So, tunggu apa lagi?
AYO NABUNG untuk masa pensiun Anda.
0 komentar:
Posting Komentar