Download E Book Dahsyat
Silahakan Anda Download E-Book:
MEMBUAT UANG ANDA BEKERJA
Silahkan isi Kolom dibawah ini dan E-Book akan kami kirimkan kepada anda:

Nama Anda
Email Anda
Hal Dahsyat Lain? Silahkan Klik Link Dibawah Ini:

Jumat, 20 Januari 2012

Konvensional dan Syariah


             Sekarang sudah banyak berkembang perbankan Syariah. Sebagai salah satu alternative pilihan untuk menabung. Bahkan dalam industri Asuransi, Sistem Syariah pun diterapkan. Hal itu juga diterapkan oleh Prudential dengan meluncurkan produk Syariah.
            Sistem Syariah mengusung pengaturan yang lebih adil. Yaitu sama-sama untung dan sama-sama rugi. Karena yang sekarang sudah berlangsung pada system perbankan adalah salah satu pihak dirugikan sedangkan yang lain diuntungkan.
            Kenapa bisa?
            Ambil saja contoh Bank A. Bank A menjamin nasabah jika menabung dengan kisaran nominal tertentu akan mendapatkan bunga, anggap saja, 1.5%. Jika kondisi pasar sedang baik, Bank bisa mendapatkan hasil lebih dari 1.5%. Namun yang diberikan ke nasabah tetap hanya 1.5% padahal uang yang diputar adalah uang nasabah. Jadi dalam kasus ini, nasabah dirugikan.
            Sebaliknya pun jika Bank mendapatkan hasil -1%, Bank tetap harus membayar 1.5% kepada nasabah. Dalam hal ini, Bank yang harus menanggung rugi.
            Belum lagi dalam Islam, Riba itu dilarang. Dan Riba adalah keuntungan / kelebihan pada pengembalian yang berbeda dari nilai aslinya. Kelebihan biasanya ditentukan pada saat pinjaman dilakukan. Oleh karena itu, system Syariah sekarang lebih populer. Karena menjamin keadilan dikedua belah pihak.
            Meski sebenarnya di Prudential, meski pun produk konvensional, pengembalian investasinya kepada nasabah jauh dari yang namanya unsur Riba. Karena Prudential TIDAK PERNAH menjamin akan memberikan bunga dengan nilai tertentu. Yang ada hanyalah prediksi sesuai dengan record yang sudah berjalan sebelumnya.
            Salah satu produk yang mengandung unsur Riba adalah deposito. Karena deposito sudah menjanjikan besaran bunga di awal. 
            Jadi bagi Anda yang lebih suka dengan system yang sama-sama adil, Syariah lah produk yang dapat Anda pilih. Selain itu  pengelolaan uang pun lebih ketat dimana pada Pru Syariah, hanya menginvestasikan uang pada perusahaan terpilih yang masuk ke dalam JII ( Jakarta Islamic Index ) dan diawasi pengelolaannya oleh DSN ( Dewan Syariah Nasional ).
            Karena produk Syariah mengutamakan azaz kebersamaan, saling tolong menolong, sharing resiko dan menolong orang lain serta diri sendiri.
            Apa pun pilihan system Anda dalam berinvestasi, Prudential sudah memenuhinya. Sekarang, tinggal Anda yang menentukan.
      Choice is yours.
Baca Selengkapnya - Konvensional dan Syariah

Berapa Minimum Preminya?




Wah, belum apa-apa sudah tanya minimumnya? Padahal nabung buat diri sendiri lho? ;) Tapi memang pertanyaan itu yang banyak ditanyakan orang-orang. Mereka ingin tahu minimum harus setor premi tapi berharap mendapatkan nilai yang besar. Padahal hukum linear berlaku. Setor besar, akan mendapatkan hasil besar. Setor sedikit, hasilnya pun sedikit.
Jika ada yang tanya minimum premi, maka saya kembalikan lagi kepada dua hal. Yaitu kebutuhan dan gaya hidup nasabah itu sendiri. Yang mana gaya hidup mempengaruhi dari biaya hidup.
Seorang admin dibandingkan seorang manager akan memiliki gaya hidup yang berbeda. Mungkin admin hanya mengeluarkan 2 juta per bulan untuk biaya hidupnya. Sedangkan seorang manager bisa mengeluarkan 5 juta atau lebih per bulan.
Idealnya untuk uang pertanggungan Jiwa yaitu minimum 5x pendapatan nasabah per tahun. Dengan asumsi, jika Istri ditinggal pergi selamanya oleh pencari nafkah, maka Istri dapat bertahan hidup dan membenahi hidupnya dengan lebih baik. Waktu lima tahun sudah cukup untuk Istri dapat mengatur keuangan atau bahkan mungkin dapat menggunakan uang pertanggungan itu untuk membuka usaha dan lain sebagainya.
Jadi sekali lagi. Yang namanya minimum premi tergantung dari individu masing-masing. Tidak dapat ditentukan. Usahakan agar uang yang diinvestasikan bisa bermanfaat secara maksimal. Karena mencarinya saja susah, masa tidak mau bermanfaat sebesar mungkin?
Think smart for your wealthy.
Baca Selengkapnya - Berapa Minimum Preminya?

Minggu, 11 Desember 2011

DOUBLE JOB = TRIPLE JOB = Mau kaya!


I love book store. Apalagi bau buku yang khas. Nyaman deh. Hehehe…. Mungkin karena memang suka baca kali ya. Tapi bukan baca yang berat-berat. Paling baca komik dan novel. :-p
Nah, waktu saya ke toko buku di salah satu Mall dekat rumah, saya seperti biasa berkeliling. Memperhatikan deretan buku di rak-rak yang dekat dengan rak komik dan novel. Dan pandangan saya menatap deretan buku dengan klasifikasi berjudul “Buku Bisnis.”
Pada deretan rak tersebut ada berbagai judul buku untuk bisnis.  Seperti : 99 Bisnis Ibu Rumah Tangga, 99 Bisnis untuk pensiunan, 80 Bisnis Laris Balik Modal < 1 tahun dan lain-lain. Dari judulnya buku itu memang dikhususkan bagi orang-orang yang mau berbisnis. Dan tidak dibatasi oleh umur atau jenis kelamin.
Kenapa banyak buku yang mengulas panduan dalam berbisnis? Karena setiap orang baik yang sudah memiliki pekerjaan tetap ataupun yang tidak, dapat memulai bisnis mereka sendiri. Karena kalau pegawai swasta, sampai kapan sih akan tetap dipakai tenaganya oleh Perusahaan? Bahkan untuk pegawai negeri pun ada masa pensiunnya. Tetapi yang namanya perut butuh makan tidak ada masa pensiun. Tetap harus dipenuhi sampai jantung tidak lagi berdetak.
Bisnis sampingan sekarang sudah lazim dilakukan. Satu orang dapat mengerjakan pekerjaan kantor dan juga, anggap saja, bisnis online. Atau bisnis MLM atau yang lain. Yang penting halal dan menghasilkan rupiah. Bahkan tidak jarang pendapatan di bisnis sampingan lebih besar dibandingkan gaji di kantor. :D
Kenapa sih orang melakukan itu? Selain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari yang semakin tinggi, juga ingin agar kehidupannya bisa lebih baik. Dari yang pas-pasan menjadi berlebih atau berkecukupan.
Intinya, orang mau melakukan apa saja demi bisa kaya. Walaupun ukuran kekayaan dan jalannya berbeda-beda setiap orang. Semua itu sah-sah saja.
Lalu kenapa saya bahas mengenai hal ini?
Karena saya terpikirkan pertanyaan yaitu : Anda sudah mati-matian berjuang di kantor dan melakukan bisnis sampingan yang semua itu menyita waktu Anda bersama orang yang Anda sayangi. Lalu :
1.      Jika sebuah resiko datang apakah Anda masih bisa melakukan semua pekerjaan Anda? Dan kalau Anda tidak bisa bekerja, Anda dapat uang darimana? Percuma juga punya banyak pekerjaan kalau gak bisa dilakukan dan uang yang dikumpulkan untuk bayar Rumah Sakit.
2.      Sampai kapan Anda terus akan mengorbankan waktu dengan keluarga Anda? Karena hidup ini sebentar, Bung. Paling lama juga 99 tahun. Nah, apa Anda mau terus bekerja setiap waktu tanpa bisa menikmati hidup dengan orang terkasih?
Bekerja keras itu perlu. Tapi memanage uang dengan cerdas sangat diperlukan. Untuk apa? Agar kerja keras Anda itu dapat dinikmati. Dan bukannya terus bekerja sampai mati.
Apalagi bagi Anda yang sudah memiliki bisnis sampingan. Anda bisa lebih menyisihkan uang. Sekali lagi, bukan buat saya atau buat Prudential atau buat tetangga Anda. Tapi buat Anda, Istri/Suami, Anak-anak, orang tua dan keluarga Anda.
     Lindungilah kerja keras Anda. :) Dan hargailah tenaga Anda.
Baca Selengkapnya - DOUBLE JOB = TRIPLE JOB = Mau kaya!